URnews

Cak Imin, Perlukah Mengejar Posisi Cawapres Mati-matian?

Urbanasia, Senin, 22 Oktober 2018 13.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cak Imin, Perlukah Mengejar Posisi Cawapres Mati-matian?
Image: detik.com

Urban Asia - Drama wacana Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) nampaknya akan segera berakhir. Alasannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah mengantungi satu nama bakal Cawapres nya. Sedangkan untuk disandingkan dengan Pak Prabowo Subianto, nama Cak Imin nampak kurang menonjol dibanding nama – nama lainnya. Terbaru, dilansir dari Detik.com, Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan tetap mendukung Pak Jokowi meski Cak Imin tak dipilih menjadi Cawapres. Artinya tidak akan loncat ke koalisi partai yang mendukung Pak Prabowo sebagai Calon Presiden (Capres). “Nggak (akan) angkat kaki. Tetap bersama Pak Jokowi,” kata Jazilul, Kamis (12/7). Baiklah kalau begitu Pak Jazilul. Tapi bagaimana nasib Cak Imin yang sudah pasang banyak baliho? Pak Jokowi kan kata Cak Imin juga “memuji” nya ketika dibilang baliho Asian Games kalah banyak sama yang mau nyalon presiden di 2019. Ok lah kalau dibilang Cak Imin, balihonya sebagai bentuk partisipatif dari yang mendukungnya. Tapi itu gak murah lho Pak. Dan kalau sebanyak itu baliho yang berasal dari yang mendukung Cak Imin, kenapa pak Jokowi gak tetap milih Cak Imin jadi Cawapres? Lumayan ada titik terang nih buat para pemilih, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Mba Eva Kusuma Sundari menyatakan andai Cak Imin tak jadi Cawapres Jokowi, PKB tetap mau berkoalisi tapi dengan syarat minta tambahan kursi menteri. “Tetap mereka ingin berada di dalam kekuasaan dan punya banyak menteri. Menurutku gitu,” kata Eva. Kalau arahnya sudah ketebak begitu, bisa jadi daya tawarnya Cak Imin menurun dong mba Eva. Berarti Cak Imin harus tetap menjaga daya tawarnya atau kalau bisa lebih ditingkatkan lagi, hehe. Ya tetap bermain dua kaki atau kanan kiri, oposisi dan koalisi, ok. Cuma untuk saat ini, Cak Imin lagi kenceng membangun posisi tawar ke partai koalisi. Cak imin mengaku sudah bertemu dengan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hatarto. Ia bilang, keduanya saling mendukung di 2019, bahkan memungkinkan untuk membangun poros di luar Pak Jokowi. "Ya politik serbamungkin. Nanti kalau wapresnya cocok bagi semua, solid," imbuh Cak Imin. Cak Imin yang tetep mokso pasangan JOIN atau Jokowi – Cak Imin, jadi mengingatkan kita dengan pendapat Juan Linz melalui tulisannya “Resiko dari Presidensialisme” (1995) yang menyatakan bahwa dalam sistem pemerintahan presidensial, the winner takes all atau pemenang menguasai semuanya, cenderung membuat demokrasi menjadi ajang permainan dengan semua potensi konfliknya. Mungkin termasuk tarik ulur konflik yang tengah dilakoni Cak Imin buat diri dan partainya untuk menang di 2019. Buat Cak Imin bisa diyakinilah pasti mau mengalah demi kepentingan bangsa dan negara, jika rakyat Indonesia menginginkan Cawapres yang lain. Ingat kata Bapak Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, bahwa “Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian”. Mungkin termasuk menginginkan posisi Cawapres kali ya Pak?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait