URnews

Nilai dan Dukung Politisi dengan Fakta serta Data, Bukan Gosip Immoral

Urbanasia, Senin, 22 Oktober 2018 13.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Nilai dan Dukung Politisi dengan Fakta serta Data, Bukan Gosip Immoral
Image: istimewa

Urban Asia - Di yang katanya tahun politik ini, kalian pada ngerasa gak sih kalau linimasa media sosial hilir mudik ngebahas politik melulu. Meski sudah terbelah jadi beberapa kelompok politik, seperti ada yang mendukung Pak Joko Widodo (Jokowi) Presiden lagi dan tak sedikit juga yang mau ganti presiden di 2019 nanti, kian kemari perdebatannya makin gak mutu kayaknya. Perdebatan antara dua kelompok ini seharusnya bicara tentang bagaimana menyejahterahkan rakyat, menegakan keadilan dan memeratakan pembangunan di Indonesia. Ya membahas bidang ekonomi, hukum, budaya, sosial dan lain – lain. Tapi kenyataannya? Selain itu yang lebih miris lagi di sepanjang tahun 2018 ini, ada beberapa kasus yang menyerang politisi dengan gosip immoral. Oh ya immoral itu sendiri berdasarkan Concise Oxford Dictionary artinya ooposed to morality, morally evil, yang berarti bertentangan dengan moralitas yang baik, secara moral buruk dan tidak etis. Gosip immoral yang paling banyak diterima para politisi ini diantaranya selingkuh dan zinah. Beberapa diantara nama politisi yang digosipkan melakukan hal tersebut ialah Fadli Zon dari Gerindra, Mardani Ali Sera dari PKS, Grace Natalie dari PSI, Azwar Anas dari PDI-P dan masih banyak lagi. Yang baru muncul sekarang namun kasusnya agak berbeda ialah Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat yang diancam akan disebarkan nama – nama 'ceweknya', pasca mengkritik capaian Revolusi Mental. Para politisi ini diserang terkait immoral melalui media sosial Facebook dan Twitter. Dan akun – akun yang menghembuskan isu immoral tersebut adalah akun anonim yang tidak jelas identitasnya. Apa daya, pemilik akun anonim belum ditangkap kepolisian dan klarifikasi dari para politisi pun diragukan banyak pihak. Selama tidak ada bukti nyata yang valid seperti video atau putusan hukum untuk banyak gosip immoral yang menyerang politisi ini. Sebaiknya kita gak ikut – ikutan buat peracaya atau menyebarkan gosip immoral itu lha ya. Kebayang banget dong, kalau itu bukan fakta, kasian banget kan keluarga dari yang difitnah gosip immoral itu. Kalau kita mau menilai atau memilih politisi, harus berpegang pada fakta dan data ya, bukan sama gossip immoral yang kayak hantu. Sekarang yang jadi harapan kita semua adalah pihak yang berwenang, seperti kepolisian, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), partai politik dan DPR bisa duduk bareng untuk menyikapi ini. Salah satunya membuat kebijakan untuk akun anonim yang suka nyebar – nyebar gosip immoral itu. Gosip immoral seperti selingkuh dan zinah tentu akan berpengaruh terhadap praktik demokrasi kita yang seharusnya ruang publiknya diisi dengan perdebatan untuk kemajuan rakyat. Seperti kata Goode (2005), memang semestinya ruang publik linier dengan norma, ekspektasi, serta tujuan demokrasi masyarakat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait